MAGNOLIOPHYTA
(MAGNOLIIDAE DAN
HAMAMELIDAE)
Selasa,
8 April 2014
Disusun
Oleh
Nama : Liza Asriati
Nim : 14121610698
Kelas/semesrter
: Biologi B/ IV
Kelompok : 5
Asisten :
- Ali nurdin
-
Rini
Sulastri
PUSAT LABORATURIUM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2014
MAGNOLIOPHYTA
(MAGNOLIIDAE DAN
HAMAMELIDAE)
I.
Tujuan
1.
Menemukan
ciri-ciri khusus spesies tumbuhan yang termasuk pada divisi Magnoliophyta
khususnya Subclassis Magnoliidae dan Hamamelidae.
2.
Membedakan
ciri-ciri khusus tumbuhan yang termasuk pada family – family yang ada dalam
Subclassis Magnoliidae dan Hamamelidae.
II.
Dasar Teori
Magnoliophyta atau angiospermae
merupakan kelompok tumbuhan yang alat perkembangbiakan generatifnya berupa
bunga. Pada umumnya bunga mempunyai perhiasan yang terdiri atas kelopak (Calyx)
dan mahkota (Corolla). Alat reproduksi jantan dihasilkan dalam stamen yang
berjumlah satu atau banyak sedangkan alat reproduksi betina berupa putik
(pistilum). putik ada yang hanya tersusun dari satu daun buah (karpel) tetapi
ada juga yang terbentuk dari karpel. Ovarium mungkin hanya terbentuk dari satu
karpel atau beberapa karpel yang bersatu. biji terdapat di dalam ovarium.
Divisio magnoliophyta terdiri atas atas dua kelas yaitu magnoliopsida
(dicotiledonae) dan liliopsida (monokotiledonae). Magnoliopsida mempunyai 64
ordo, 318 familia, dan kurang lebih 165.000 species sedangkan liliopsida
mempunyai 19 ordo, 65 familia, kurang lebih 50.000 species. (Sudarsono, 2005:
20).
Kelas magnoliopsida (dicotilodenae) terdiri
atas tumbuhan berkayu dan herba adanya kambium membuat anggota – anggota kelas
magnoliiopsida mengalami mengalami pertumbuhan sekunder pada batang dan
akarnya. Pembuluh yang teratur dan tersusun melingkar . daun dengan venasi
menjala berbentuk penninervis, daun pada umumnya mempunyai tangkai dan helain
daun yang melebar. bunga pada umumnya kelipatan 5 atau 4, dan jarang
kelipatanya 3. embrio biji mempunyai 2 kotiledon, jarang hanya 1 ,3 dan 4
kotiledon Kelas magnoliopsida terdiri atas 6 sub kelas, yaitu : Magnoliidae,
Hamamelidae, Dillinidae, Caryophillidae, Rosidae, Asteriade (Sudarsono, 2005 :
20-22 ).
Subkelas magnoliidae terdiri atas 8
ordo, 39 family dan jumlah anggotanya kurang lebih 12.000 species. Kedelapan
ordo tersebut adalah Magnoliales, Laurales, Piperales, Aristolochiales,
Illaciales, Nymphales, Ranunculales dan Papaverales. Subkelas magnoliidae
memiliki karasteristik yang sangat beragam. misalnya habitusnya mulai dari
pohon sampai herba. Perhiasan bunga ada yang berupa perigonium, ada yang bisa
dibedakan antara kaliks dan korolla, ada juga yang tidak mempunyai perhiasan
bunga, begitu juga pada karasteristika yang lain akan tetapi sub kelas
magnoliidae ini mempunyai beberapa karasteristika yang menunjukan keprimitan
yang umum polennya termasuk uniaperture, gynoecium apokarpnya dan berstamen
banyak dalam rangkaian sentripetal. Mempunyai tipe bunga yang apocarpus, selalu
polypetal atau apetal. Secara umum tumbuhan ini mempunyai perianthium yang
jelas, biasanya dengan jumlah butiran serbuk sari di tengah, binucleate dan
sering uniaperturate atau turunannya, ovul bitegmic, biji dengan embrio yang
kecil, tetapi terkadang besar, dan tereduksi atau tanpa endosperm, kotiledon
jarang lebih dari dua, tumbuhan sangat sering mengakumulasi bendylisquinoline
atau aporphine alkaloid. (Asep. 2013: 6)
Classis
Magnoliopsida terdiri atas enam subclassis terpilih. Adapun yang dibahas dalam
praktikum ini hanya 2 dari keenam subclassis tersebut adalah sebagai berikut
(Anonim. 2009):
1. Subclassis Magnoliidae
Subclassis
ini terdiri dari 8 ordo, 39 famili, dan 12.000 spesies. Habitus dari subclassis
ini sangat beragam, mulai dari pohon yang berkayu sampai herba. Beberapa famili
pada subclassis ini adalah Magnoliaceae, Annonaceae, Lauraceae, Piperaceae, dan
Nymphaceae.
a. Magnoliaceae
Famili
ini memiliki ciri, habitus berupa pohon dan semak, stipula besar dan
kadang-kadang membentuk ochrea, memiliki banyak stamen dan ovarium yang
tersusun spiral, perianthium. Contoh spesiesnya adalah Michelia champaca dan
Michelia grandiflora.
b. Annonaceae
Anggota
famili ini memiliki habitus berupa pohon atau perdu. Kaliks dan korolanya
berjumlah kelipatan 3 dengan kaliks tersusun dalam 2 lingkaran. Contohnya
adalah Annona muricata (sirsak), Cananga odorata. Kegunaan dari beberapa anggota
famili ini adalah sebagai buah-buahan.
c. Lauraceae
Habitus
berupa pohon dan perdu aromatik, memiliki bunga majemuk dengan tipe perbungaan
panikula, spika, racemes, dan umbela. Contohnya adalah Persea americana
(alpukat).
d. Piperaceae
Anggota
famili ini umumnya memiliki daun berbentuk jarum, batang berbuku, dan memiliki
bau aromatis. Perbungaan berupa spika dengan ukuran bunga yang kecil. Contohnya
adalah Piper bettle (Sirih) yang digunakan sebagai bumbu masak dan Sasaladaan
(Peperomia pellucida).
e. Nymphaceae
Famili
ini terdiri atas tumbuhan air yang bergetah, terapung dalam air, dan memiliki
daun tunggal. Contoh tumbuhannya adalah Nymphaea nouchali (teratai) yang
merupakan tanaman hias.
Subclassis
Hammamelidae Subclassis ini terdiri atas 11 ordo, 24 famili dan 3400 species,
namun yang akan dibahas hanya 2 famili dari 2 ordo yang berbeda:
a. Moraceae
Famili Moraceae termasuk pada ordo
Urticales. Famili ini memiliki ciri, stipula besar, bunga bebentuk bongkol,
cawan, piala. Selain itu, biasanya tumbuhan ini memiliki getah, contoh
spesiesnya adalah Ficus benjamina (beringin), Ficus elastica, Artocarpus
altilitis dan Artocarpus heterophyllus. Tumbuhan anggota famili ini biasanya
dimanfaatkan sebagai tumbuhan peneduh dan sebagai makanan (Morus alba).
b. Casuarinaceae
Famili
Casuarinaceae merupakan anggota ordo Casuarinales. Ciri-ciri famili ini adalah
daun termodifikasi seperti sisik, daunnya tersusun secara berkarang, bunga
uniseksual, dan memiliki biji yang bersayap. Contoh tumbuhannya adalah
Casuarina equisetifolia (cemara laut).
III.
Metode
a. Alat
1. Lup
2. Silet/cutter
3. Alat tulis
b. Bahan
1. Family Magnoliaceae : - Cempaka putih michelia champaca
-Cempaka Putih Michelia alba
2. Family piperaceae :- sirih piper batle
- Sasaladahan peperomia pellucida
3. Family Nymphaeaceae : -teratai Bunga
putih nymphaea nouchali
-Teratai bunga Ros nymphaea stellata
4. Family Lauraceae : -alpuket persea
americana
5. Family Moraceae : -Nangka artocarpus
heterophyllus
-Sukun artocarpus altilis
-Karet Munding ficus elastica
c. Langkah Kerja
a. Prosedur Kerja
1. Dingamati spesiesmen tumbuhan yang ada
dalam hal habitus, pola percabangan, dan bentuk/segi penampang melintangnya.
2. Dingamati daunnya dalam hal filotaksis,
komposisi, pertulangan bentuk dan tepian daunnya.
3. Dingamati dan membandingkan alat
reproduksinya, yaitu: letaak dan bentuk strobilus ketiga tumbuhan tersebut.
4. Dingamati dan membandingkan letak dan
bentuk makrosporofil dan mikrosporofil ketiga tumbuhan tersebut.
5. Dinggambar bagian-bagian tumbuhan,
yaitu: percabangan tumbuhan, strobilus jantan dan strobilus betina,
makrosporofil dan mikrosporofil yang diamati, dan diberi nama bagian-bagian
tumbuhan tersebut
V.
Pembahasan
Devisi
magnoliophyta merupakan devisi yang terbesar dari organisme fotosintetik dikarenakan
devisi magnoliophyta memiliki ribuan jenis. devisi magnoliophyta mempunyai
ukuran tubuh yang sangat bervariasi sampai pada tumbuhan air, beberapa jenis
devisi magnoliophyta merupakan tanamn pemanjat yang dapat mencapai ketinggian
kanopi hutan tropis dan ada juga yang epipit, 2 subkelas dari 5 subkelas
magnoliophyta tersebut akan dibahas dalam praktikum ini diantaranya
Magnoliidae, spesies yang akan diamati pada subkelas ini adalah Cempaka kuning (Michelia champaca), Sasaladaan (Peperomia
pellucida), Teratai putih (Nymphaea
nouchali), Alpukat (Persea americana)
cempaka putih (Michelia alba ) karet
munding (ficus elastica ), teratai
bunga ros (nymphaea stellata ), sirih
(piper batle) dan Subkelas
Hamamelidae yang di amati adalah Nangka (Artocarpus
heterophyllus). Berikut rincian pembahasannya.
Cempaka kuning (Michelia champaca)
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Magnoliales
Famili : Magnoliaceae
Genus : Michelia
Spesies : Michelia
champaca
Deskripsi tanaman :
Michelia adalah genus tanaman berbunga
dari suku Magnoliaceae. Genus ini memiliki sekitar 50 spesies pohon selalu
hijau, semak-semak, yang tumbuh di daerah tropis dan subtropis di Asia Selatan
dan Asia Tenggara serta Tiongkok selatan. Tanaman ini juga disebut Bunga
Cempaka. Daun dan bunga Michelia masih menyerupai daun dan bunga Magnolia.
Walau bunga Michelia lebih tersebar di sepanjang batang tumbuhan, sedangkan
bunga Magnolia hanya tumbuh di ujung batang, (Anonim. 2009)
Morfologi tanaman :
Michelia
champaca adalah salah satu contoh spesies dari
ordo Magnoliales family Magnoliaceae. Spesies ini memiliki habitus pohon dengan
pola percabangan simpodial serta segi penampang batangnya bulat berkambium.
Memiliki daun tunggal berwarna hijau mengkilat, permukannya kasar, daging daun
tebal dengan duduk daun tersebar berselang seling dan sudah memiliki pola
pertulangan daun menyirip (pinnatus), bentuk daun lanset, ujung dan pangkal
daun runcing (acutus), dan tepi daun (entire). Cempaka ini adalah tumbuhan yang
biseksual dan termasuk berumah satu (monocieus) dengan perbungaan tunggal,
Calyx dan Corolanya lepas-lepas begitu juga dengan stamennya, memiliki simetri
bunga yang aktinomorf, kepala putik clafate. Pistilumnya banyak dan
lepas-lepas, kedudukan ovariumnya adalah superum. Perlekatan karpel ini apokarp
dengan tipe plasenta yang marginalis dan memiliki buah dengan jenis buah ganda.
Rata-rata umur tumbuhan ini adalah tahunan. kulit batang, daun, dan bunga
cempaka kuning dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit dan
mengatasi gangguan kesehatan. (Tjitrosoepomo. 2009: 7-191).
Sasaladaan (Peperomia pellucida)
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Famili
: Piperaceae
Genus :
Peperomia
Spesies : Peperomia pellucida
Deskripsi tanaman :
Sasaladaan (Peperomia pellucida) termasuk
jenis tumbuhan merambat dan bersandar pada batang pohon lain. Daun jantung dan
tangkainya agak panjang. Permukaan daun berwarna hijau dan licin, sedangkan
batang pohonnya berwarna hijau tembelek (hijau agak kecoklatan) dan permukaan
kulitnya kasar serta berkerut-kerut. (Anonim. 2009)
Morfologi :
Sasaladaan (Peperomia pellucida) adalah
salah satu contoh spesies dari ordo Piperales family Piperaceae. Spesies ini
memiliki habitus herba pola percabangan
monopodial, bentuk penampangnya bulat,
jenis daun tunggal, duduk daun berselang seling (alternates), bentuk
daun jantung (Cordate), ujung daun runcing (acutus) pertulangan melengkung
(curved), tepi daun rata (entire), pangkal daunnya seperti jantung (caurdate),
helaian daun (lamina) berbentuk bundar telur (ovate) sampai lonjong, Daging
daun tipis. Permukaan atas daun rata berwarna hijau dan licin agak mengkilat.
Permukaan atas daun berwarna lebih tua dari permukaan bawah, perbungaan
majemuk, jenis kelamin biseksual, calix/corolla tanpa perhiasaan, stamen lepas,
pistilum (karpel) bersatu, ovarium superum, simetri bunga zigomorf, perbungaan
bulir, kelamin tumbuhan monoceous, pelekatan karpel synkarp, tipe plasenta
basalis, dan umur beberapa tahunan, bagian tambahannya sulur. Daun sasaladaan
disamping untuk keperluan ramuan obat-obatan juga masih sering digunakan oleh
ibu-ibu untuk bahan makanan (Tjitrosoepomo. 2009: 7-191).
Teratai putih (Nymphaea nouchali)
Kingdom : Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Nymphales
Famili : Nympaceae
Genus : Nymphae
Spesies :
Nymphae nauchali
Deskripsi tanaman :
Nymphae
nauchali (teratai bunga putih ) jenis tumbuhan
herba yang hidup di air dengan memiliki bentuk daun yang bervariasi ada yang
besar, sedang. bunganya juga memiliki variasi warna yang sangat banyak.
(Anonim. 2009)
Morfologi :
Nymphae
nauchali (teratai bunga putih) adalah salah satu
contoh spesies dari ordo Nymphales famili Nymphaceae. Spesies ini memiliki
habitus herba pola percabangan
simpodial, bentuk penampangnya bulat,
jenis daun tunggal, duduk daun roset akar, bentuk daun reniformes, ujung
daun Rotundatus, pertulangan menjari
(palmae), tepi daun bergelombang (undulatus), pangkal daunnya seperti jantung
(cordatus), helaian daun bundar (orbicular), pembungaan tunggal, perbungaan
simosa, simetri bunga zigomorf,
perhiasan bunga liliacus, jenis kelamin bisexsual, calix/corolla lepas,
bentuk corolla funnelform, berstamen arteri sepal, pistilum (karpel) apocarpus,
ovarium inferum, kelamin tumbuhan monoceus, pelekatan karpel apokarp, jenis
buah ganda, tipe plasenta parietalis, dan umur tumbuhan kurang dari satu tahun.
manfaat bunga teratai sangat baik sekali untuk dijadikan sumber obat maupun
makanan. (Kimball. 1987)
Alpukat (Persea
americana)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ranales
Famili : Lauraceae
Genus : Persea
Spesies : Persea
americana
Deskripsi tanaman:
Tanaman alpukat berakar tunggang atau
dikotil serta memiliki batang yang berkayu, bulat warnanya coklat kotor banyak
bercabang ranting berambut halus.tanaman alpukat ini berbentuk pohon kecil yang
tingginya 5-10 m. (Anonim. 2009)
Morfologi:
Alpukat (Persea americana) adalah salah satu contoh spesies dari ordo
Ranales family Lauraceae. Spesies ini memiliki habitus pohon pola percabangan monoodial, bentuk
penampangnya bulat, jenis daun tunggal,
duduk daun menyebar, bentuk daun bulat telur (ovate), ujung daun meruncing
(acuminatus), pertulangan menyirip
(pinnate), tepi daun bergelombang (undulatus), pangkal daunnya tumpul (obtuse),
daging daun tebal, bunga majemuk, perbungaan umbela, simetri bunga aktinomorf,
jenis kelamin biseksual, calix/corolla tanpa perhiasaan, stamen lepas, pistilum
(karpel) bersatu, kelamin tumbuhan
monoceous, jenis kelamin bisexsual, manfaat alpukat untuk kesehatan yang bisa
kita dapatkan dari mengkonsumsi buah alpukat. (Kimball. 1987)
Nangka (Artocarpus heterophyllus)
Kingdom : Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Sub Kelas: Hamamelidae
Ordo
: Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Arthocarpus
Spesies : Arthocarpus heterophyllus
Deskripsi tanaman:
Nangka (Arthocarpus heterophyllus) merupakan tanaman buah berupa pohon yang
berasal dari India dan menyebar ke daerah tropis termasuk Indonesia. Nangka
merupakan nama sejenis pohon, sekaligus buahnya. Dalam bahasa Inggris, nangka
dikenal sebagai jackfruit. (Anonim. 2009)
Morfologi:
Nangka (Arthocarpus heterophyllus) adalah salah satu contoh spesies dari
ordo Urticales family Moraceae. Spesies ini memiliki habitus pohon pola
percabangan monoodial, bentuk penampangnya tegak bulat silindris, jenis daun majemuk, duduk daun berselang
seling (alternates), bentuk daun lanset terbalik (oblanceolatus), ujung daun
runcing (acutus), pertulangan menyirip
(pinnate), tepi daun bergelombang (undulatus), pangkal daunnya runcing
(acutus), daging daun agak tebal seperti kulit, bunga tunggal, perbungaan bongkol,
calix/corolla tanpa perhiasaan, stamen lepas, pistilum (karpel) bersatu,
simetri bunga zigomorf, kelamin tumbuhan
monoceous, jenis kelamin bisexsual, manfaat Daun tanaman ini juga di
rekomendasikan oleh pengobatan ayurveda sebagai obat antidiabetes karena
ekstrak daun nangka memberi efek hipoglikemi. (Kimball. 1987)
Karet (Ficus elastica)
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Hamamelidae
Bangsa : Urticales
Suku : Moraceae
Marga : Ficus
Jenis : Ficus elastica
(Anonim, 2012)
Berdasarkan hasil pengamatan, habitus
berupa pohon, tinggi 20-35 m. percabangan simpodial, tegak dengan segi penampag
batang bulat, permukaan kasar, putih kecoklatan. Daun tunggal, filotaksis
berseling, bentuk daun lonjong, tepi daun rata, ujung runcing, pangkal daun
meruncing, panjang 15-20 cm, lebar 8-15 cm, bertangkai pendek, hijau,
pertulangan menyirip, permukaan halus berwarna hijau. Bunga tunggal, berkelamin
satu, perbungaan berada di ketiak daun, kelopak bentuk mangkok berwarna hijau,
benang sari panjang ± 7 mm berwarna putih, kepala sari bulat berwarna hitam,
putik panjang 1-2 cm, kepala putik bulat berwarna hitam, mahkota bentuk pita,
halus berwarna kuning. Buah buni, bulat, diameter 1-2 cm, hijau kehitaman.
Karet bereproduksi secara aseksual
dan seksual, baik secara alami maupun buatan. Reproduksi seksual pada tumbuhan
biji tertutup ( Angiospermae) terjadi melalui penyerbukan pada bunga. Proses
penyerbukan ( Polinisasi ) akan dilanjutkan dengan pembuahan (Fertilisasi)
(Haita, 2010).
Manfaat getah batang Ficus elastica
berkhasiat sebagai obat bisul dan digunakan sebagai bahan untuk pembuatan
permen karet. Untuk obat bisul dipakai getah yang diperoleh dari hasil sadapan
pada batang Ficus elastica, dioleskan
pada bisul dan dibalut dengan kain bersih. Kandungan kimia: Daun, akar dan
kulit batang Ficus elastica mengandung saponin dan flavonoida, di samping itu
kulit batang dan akarnya juga mengandung polifenol sedang daunnya mengandung
tannin (Anonim, 2012).
Sirih (Piper betle)
Klasifikasi ilmiah menurut
Syamsuhidayat, S.S dan Hutapea, J.R (1991) ialah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae (suku sirih-sirihan)
Genus :
Piper
Spesies :
Piper betle
Berdasarkan hasil pengamatan, habitus
sirih berupa perdu yang memanjat ke atas. Percabangannya monopodial serta segi
penampang batang bulat. Daunnya tunggal, filotaksis berseling, bentuk daun
kordatus, pertulangan daun menyirip melengkung, tepi daun bergelombang namun
terlihat seperti rata jika dilihat dari kejauhan. Ujung daun meruncing dan pangkal
daunnya berlekuk seperti jantung.
Bunga sirih majemuk, berbentuk bulir,
berkelamin satu, ada pula yang berkelamin dua. Tangkai benang sari pendek,
kepala sari kecil, bakal buah duduk. Kepala putik dua sampai tiga, pendek,
putih, atau putih kekuningan. Buahnya buni, bertangkai pendek, panjang bulirnya
antara 12-14 cm. Jika bulir tersebut mash muda berwarna kuning kehijauan, namun
jika sudah tua warnanya hijau. Biji sirih kecil, berwarna coklat (Syamsuhidayat
dan Hutapea, 1991).
Manfaat Sirih bila dicampur dengan
jambe, dan kapur digunakan untuk menyirih. Daun, akar dan bijinya juga
digunakan untuk obat. Daunnya digunakan untuk mengobati sakit perut, untuk obat
kumur, obat cacing, dan mengandung obat perangsang. Daun yang sudah direbus
digunakan untuk mencuci luka, dan luka memar dan juga digunakan sebagai obat
pada ibu yang habis melahirkan atau wanita yang keputihan. Daunnya juga
digunakan untuk mencegah mimisan hidung. Sirih dapat digunakan sebagai bahan
pestisida alternatif karena dapat digunakan/bersifat sebagai fungisida dan
bakterisida. Senyawa yang dikandung oleh tanaman ini antara lain profenil fenol
(fenil propana), enzim diastase tanin, gula, amilum/pati, enzim katalase,
vitamin A,B, dan C, serta kavarol. Cara kerja zat aktif dari tanaman ini adalah
dengan menghambat perkembangan bakteri dan jamur. Sirih memiliki kandungan
phenol dan Chavicol. Chavicol ini memberikan bau khas sirih dan memiliki daya
pembunuh bakteri 5 kali dari phenol biasa (Anonym, 2013).
bunga
mawar:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosanales
Famili : Rosaceae
Genus : Rosa
Spesies : Rosa hybrida
Nama umum : mawar
Habitus : Semak; tinggi ± 2 m.
Deskripsi tanaman:
Batang: tegak, bulat, berkayu, berduri, hijau keabu-abuan; Daun: Majemuk, lonjong, berseling, panjang 5-10 cm, lebar 1,5-2,5 cm, tepi beringgit, ujung runcing, pangkal meruncing, pertulangan menyirip, tangkai selinder, berwarna hijau keabu-abuan.
Deskripsi Bunga:
Majemuk, bulat, diujung batang atau cabang, panjang tangkai ± 2,5 cm, berwarna abu-abu, kelopak berbentuklonceng, benang sari bertangkai, kepala sari berwarna kuning, memiliki putik bulat, panjang ± 0,5 cm, mahkota bunga yang halus, berarna merah dan berbau harum. Tanaman bunga mawar juga mengandung senyawa kimia flavonoid dan polifenol yang tinggi.
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosanales
Famili : Rosaceae
Genus : Rosa
Spesies : Rosa hybrida
Nama umum : mawar
Habitus : Semak; tinggi ± 2 m.
Deskripsi tanaman:
Batang: tegak, bulat, berkayu, berduri, hijau keabu-abuan; Daun: Majemuk, lonjong, berseling, panjang 5-10 cm, lebar 1,5-2,5 cm, tepi beringgit, ujung runcing, pangkal meruncing, pertulangan menyirip, tangkai selinder, berwarna hijau keabu-abuan.
Deskripsi Bunga:
Majemuk, bulat, diujung batang atau cabang, panjang tangkai ± 2,5 cm, berwarna abu-abu, kelopak berbentuklonceng, benang sari bertangkai, kepala sari berwarna kuning, memiliki putik bulat, panjang ± 0,5 cm, mahkota bunga yang halus, berarna merah dan berbau harum. Tanaman bunga mawar juga mengandung senyawa kimia flavonoid dan polifenol yang tinggi.
Klasifikasi cempaka putih
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Magnoliales
Famili : Magnoliaceae
Genus : Michelia
Spesies : Michelia alba DC.
Sumber : Anonim,2010
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Magnoliales
Famili : Magnoliaceae
Genus : Michelia
Spesies : Michelia alba DC.
Sumber : Anonim,2010
Pohon cempaka adalah tanaman pekarangan yang sangat
populer bukan saja di Indonesia, namun hampir di seluruh negara-negara Asia
Timur, dan dihargai untuk bunganya yang memiliki aroma yang kuat. Di
negara-negara lainpun pohon ini dipanggil dengan nama yang hampir-hampir mirip,
menandakan sejak dahulu bunga dari pohon ini dimanfaatkan dan dihargai oleh
keseluruhan komunitas masyarakat di negara-negara Asia. Pohon ini dikenal
dengan nama champaka, sampaka (Filipina), champa (Laos), champa,
champa-khao (Thailand) atau champak (Inggris). Bahkan negara
Laos, pada zaman dahulu dikenal dengan nama “negeri champa” (Qumairah,
2009).
Cempaka kemungkinan berasal dari India, kemudian
menyebar ke berbagai tempat di Asia hingga Cina Barat Daya, Indocina,
Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa dan Kepulauan Sunda Kecil, tidak ditemukan di
Sulawesi dan Papua. Kemungkinan awalnya tumbuhan ini merupakan tumbuhan
pekarangan, namun ternaturalisasi menjadi tumbuhan hutan yang sangat mudah
dijumpai di hutan-hutan primer atau tepi hutan, hingga ketinggian 2100 m. Di
Jawa ditanam sebagai tanaman penghijauan atau pohon peneduh di tepi jalan.
Jenis ini juga ditanam sebagai tanaman hias di belahan dunia lain.
Cempaka termasuk dalam suku Magnoliaceae, suku yang
terdiri dari tumbuhan berupa pohon atau semak yang mengandung terpenoid
aromatik, dengan alkaloid yang biasanya tipe benzil-isoquinolin atau aporfin. Alkaoidaporfinadalahalkaloida yang
mengandungintiaporfindalamstrukturkimianya (Anonim).
Cempaka sering mengakumulasi silika terutama pada dinding
sel dari epidermis daun, kristal-kristal kecuali ca-oksalat sering terdapat
pada parenkim, terdapat sel-sel minyak atsiri terutama pada parenkim daun
(Darmadi, 2009). Daun berseling atau spiral, tunggal, kadang bercuping, tepi
rata, dengan bintik transparan; daun penumpu menyelubungi kuncup daun.
Perbungaan dengan bunga tunggal yang terminal, sering kelihatan aksiler. Bunga
biseksual, aktinomorf, dengan reseptakulum yang memanjang. Daun tenda (tepal) 6
hingga banyak, jelas, kadang 3 yang terluar termodifikasi seperti daun kelopak
(sepal), menyirap. Benang sari banyak, tangkai sari tebal, pendek, tidak
terdiferensiasi menjadi kepala sari yang jelas; serbuk sari monosulkat (monosulcate).
Bakal buah banyak, jelas, pada reseptakulum yang memanjang, menumpang, dengan
plasentasi lateral. Bakal biji biasanya dua tiap bakal buah, kadang-kadang
banyak. Tidak ada kelenjar madu. Buah ganda atau bumbung, kadang berdaging.
Biji dengan selaput biji berdaging berwarna merah atau jingga, embrio kecil,
dan endosperma homogen (Qumairah, 2009).
Bunga cempaka putih (Michelia alba D.C) selama
ini dikenal sebagai bahan campuran pembuatan minyak wangi parfum dan
wangi-wangian lainnya. Tanaman cempaka putih merupakan habitus pohon, berkayu
tinggi dengan ketiggian mencapai 30 meter, berdaun tunggal berbentuk bulat
telur memanjang dengan bagian pangkal dan ujung runcing. Bunga berdiri sendiri
dengan mahkota berwarna putih dan berbau harum (Anonim, 2008).
Kayu cempaka berkualitas cukup baik dan sering
digunakan sebagai furniture karena memiliki struktur yang indah, namun
di Indonesia kayunya jarang diperdagangkan karena orang lebih menghargai
bunganya yang harum. Kayu yang dipergunakan biasanya berasal dari pohon yang
sudah tidak berbunga.
VI.
Kesimpulan
Dari
hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Magnoliidae dan Hamamelidae merupakan
subkelas dari Magnoliopsida.
2. Magnoliidae memiliki beberapa family
yakni Magnoliaceae, Annonaceae, Lauraceae, Pipeaceae, Nymphaceae yang family
diwakili oleh spesies-spesies seperti Michelia alba (Magnoliaceae), Persea
Americana (Lauraceae), Peperomia pellucida (Piperaceae), dan Nymphaea nouchali
(Nymphaceae), sementara Hamamelidae memiliki family Moraceae dan Casuarinaceae,
dan spesies yang dibahas adalah Arthocarpus heterophyllus (Moraceae).
3. Kelima family yang dibahas ini memiliki
perbedaan dalam hal habitusnya, duduk daun yang dimiliknya dengan pola
pertulangan daunnya, perbungaannya, keadaan kaliks/korolanya, karpel dan
perlekatannya, posisi ovarium dan tipe plasentanya.
4. Kelima family yang dibahas ini memiliki
kesamaan dalam jenis kelamin tumbuhannya.
5. Cirri-ciri khusus dari subkelas magnolidae
adalah spesies yang memiliki bunga sempurna, seperti pada bunga kenanga
(Cananga odorata). Adapun cirri-ciri khusus dari subkelas hamamelidae adalah
pada buahnya atau bunganya tereduksi menjadi buah.
6. Family moraceae yang diamati meliputi
nangka, sukun, dan karet. Ketiganya memiliki cirri khusus yaitu pada hampir
seluruh tubuhnya bergetah dan buahnya berduri.
7. Family piperaceae yaitu pada spesies
sirih memiliki ciri khusus bunganya berupa bulir.
8. Teratai bercirikan khusus tidak memiliki
akar tunggang, habitatnya merupakan akuatik, teratai termasuk ke dalam family
nymphaeaceae.
9. Family lauraceae memiliki buah yang
ditutupi oleh daging buah yang tebal dan lembut, dll. Contohnya pada alpukat;
alat kelamin dua dalam satu tumbuhan namun tidak dapat melakukan penyerbukan
dengan sendirinya.
10. Family annonaceae biasanya memiliki
bunga yang cantik, sempurna, perdu seperti pada bunga kenanga.
VII.
Pertanyaan
PERTANYAAN DAN JAWA
1.
Tuliskan cirri-ciri khusus yang
termasuk pada divisi Magnoliophyta!
Secara umun kelompok tumbuhan ini dibungkus oleh daging buah
atau berbiji ertutup dan memiliki bunga sejati
2.
Jelaskan cirri-ciri khusus bunga
yang terdapat pada Magnoliaceae!
Bunga pada Magnoliaceae sempurna atau sejati, benang sari
dan putiknya terlihatjelas.
·
Bnga
Bunga
menjadi penciri yang paling nyata dan membedakannya dari kelompok tumbuhan
berbiji yang lain. Bunga membantu kelompok tumbuhan ini memperluas
kemampuan evolusi dan lungkang (ruang prasyarat hidup
atau niche) ekologisnya sehingga membuatnya sangat
sesuai untuk hidup di daratan.
·
Benang sari
Stamen atau benang sari jauh lebih
ringan daripada organ dengan fungsi serupa pada
tumbuhan berbiji terbuka (yaitu strobilus). Benang sari telah berevolusi
untuk dapat beradaptasi dengan penyerbuk dan untuk mencegah pembuahan sendiri. Adaptasi ke arah ini
juga memperluas jangkauan ruang hidupnya.
·
Ukuran gametofit jantan sangat
tereduksi
Gametofit jantan yang sangat tereduksi
(berada dalam serbuk sari dan hanya terdiri dari
tiga sel) sangat membantu mengurangi waktu antara penyerbukan, di saat serbuk sari mencapai organ
betina, dan pembuahan. Selang waktu normal antara kedua
tahap tersebut biasanya 12-24 jam. Pada Gymnospermae waktu yang diperlukan
untuk hal tersebut dapat mencapai setahun.
·
Karpela menutup rapat bakal biji
Karpela atau daun buah rapat
membungkus bakal biji atau ovulum, sehingga mencegah
pembuahan yang tidak diinginkan. Sel sperma akan dikontrol oleh putik untuk membuahi sel telur (ovum). Setelah
pembuahan, karpela dan beberapa jaringan di sekitarnya juga akan berkembang
menjadi buah. Buah berfungsi adaptif dengan melindungi biji dari perkecambahan yang tidak diinginkan dan
membantu proses penyebaran ke wilayah yang lebih luas.
·
Ukuran gametofit betina sangat
tereduksi
Sebagaimana
pada gametofit jantan, ukuran gametofit betina juga sangat berkurang menjadi
hanya tujuh sel dan terlindung dalam bakal biji. Ukuran yang mengecil ini membantu
mempercepat perkembangan hidup tumbuhan. Hanya kelompok Angiospermae yang
memiliki perilaku semusim dalam proses kehidupannya.
Perilaku ini membuatnya sangat mudah menjelajah lungkang yang jauh lebih luas.
·
Endosperma
Pembentukan endosperma pada biji adalah ciri khas
Angiospermae yang sangat mendukung adaptasi karena melengkapi embrio ataukecambah dengan cadangan makanan dalam
perkembangannya. Endosperma secara fisiologis juga memperkuat daya serap
biji akan hara yang diperlukan tumbuhan muda dalam perkembangannya.
3.
Cirri khusus apa yang secara
morfologis dapat kita amati, menyebabkan tumbuhan-tumbuhan dimasukkan ke dalam
family Piperaceae?
Piperaceae memiliki bunga berupa bulir.
4.
Kenapa Nymphaeae sp
dimasukkan ke dalam Magnoliophyta padahal tumbuhan ini tidak memiliki akar
tunggang?
Karena Nymphaeae sp memiliki bunga yang sejati.
5.
Cirri khusus apa yang dimiliki oleh Artocarpus
heterophyllus, Artocarpus altilis, Ficus elastic sehingga masuk dalam
family Moraceae?
Cirri khususnya hamper semua bagian tubuh tumbuhan bergetah.
6.
Bagaimana proses fertilisasi yang
terjadi pada tumbuhan Magnoliophyta? Jelaskan dengan gambar!
Proses menempelnya seruk sari
(stamen paa kepala putik (stigma) dapat terjadi dengan bantuan angin, air, atau
hewan-hewan penyerbuk (pollinator) contohnya lebah, kupu-kupu, kelelawar, dan
lain-lain. Sel telur dan sperma menyatu. Setelah terjadi proses pembuahan yang
menghasilkan zigot dan endosperma di dalam bakal biji, maka bakal biji tersebut
akan berkembang menjadi biji, sedangkan bakal buah yang mengandung biji akan
berkembang menjadi buah.
DAFTAR
PUSTAKA
Kimball,
W. John. 1987. Biologi Edisi kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Mulyani,
Asep. 2013. Panduan Praktikum Bothani Phanerogame. Cirebon: Pusat Laboratorium
IAIN
Dasuki,undang,ahmad.1992.fitografi.bandung : pusat ilmu hayati
ITB
Ibid. 2007.MorfologiTumbuhan.
GadjahMada University Press: Yogyakarta.
Sudarsono,
dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang: UM Press.
Tjitrosoepomo,
Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.