Jumat, 06 November 2015

laporan praktikum botani magnoliophyta

MAGNOLIOPHYTA
(MAGNOLIIDAE DAN HAMAMELIDAE)
Selasa, 8 April 2014
Disusun Oleh
Nama               : Liza Asriati
Nim                 : 14121610698
Kelas/semesrter : Biologi B/ IV
Kelompok       : 5
Asisten            :   -     Ali nurdin
-          Rini Sulastri





PUSAT LABORATURIUM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2014
MAGNOLIOPHYTA
(MAGNOLIIDAE DAN HAMAMELIDAE)
       I.            Tujuan
1.         Menemukan ciri-ciri khusus spesies tumbuhan yang termasuk pada divisi Magnoliophyta khususnya Subclassis Magnoliidae dan Hamamelidae.
2.         Membedakan ciri-ciri khusus tumbuhan yang termasuk pada family – family yang ada dalam Subclassis Magnoliidae dan Hamamelidae.
    II.            Dasar Teori
Magnoliophyta atau angiospermae merupakan kelompok tumbuhan yang alat perkembangbiakan generatifnya berupa bunga. Pada umumnya bunga mempunyai perhiasan yang terdiri atas kelopak (Calyx) dan mahkota (Corolla). Alat reproduksi jantan dihasilkan dalam stamen yang berjumlah satu atau banyak sedangkan alat reproduksi betina berupa putik (pistilum). putik ada yang hanya tersusun dari satu daun buah (karpel) tetapi ada juga yang terbentuk dari karpel. Ovarium mungkin hanya terbentuk dari satu karpel atau beberapa karpel yang bersatu. biji terdapat di dalam ovarium. Divisio magnoliophyta terdiri atas atas dua kelas yaitu magnoliopsida (dicotiledonae) dan liliopsida (monokotiledonae). Magnoliopsida mempunyai 64 ordo, 318 familia, dan kurang lebih 165.000 species sedangkan liliopsida mempunyai 19 ordo, 65 familia, kurang lebih 50.000 species. (Sudarsono, 2005: 20).
Kelas magnoliopsida (dicotilodenae) terdiri atas tumbuhan berkayu dan herba adanya kambium membuat anggota – anggota kelas magnoliiopsida mengalami mengalami pertumbuhan sekunder pada batang dan akarnya. Pembuluh yang teratur dan tersusun melingkar . daun dengan venasi menjala berbentuk penninervis, daun pada umumnya mempunyai tangkai dan helain daun yang melebar. bunga pada umumnya kelipatan 5 atau 4, dan jarang kelipatanya 3. embrio biji mempunyai 2 kotiledon, jarang hanya 1 ,3 dan 4 kotiledon Kelas magnoliopsida terdiri atas 6 sub kelas, yaitu : Magnoliidae, Hamamelidae, Dillinidae, Caryophillidae, Rosidae, Asteriade (Sudarsono, 2005 : 20-22 ).
Subkelas magnoliidae terdiri atas 8 ordo, 39 family dan jumlah anggotanya kurang lebih 12.000 species. Kedelapan ordo tersebut adalah Magnoliales, Laurales, Piperales, Aristolochiales, Illaciales, Nymphales, Ranunculales dan Papaverales. Subkelas magnoliidae memiliki karasteristik yang sangat beragam. misalnya habitusnya mulai dari pohon sampai herba. Perhiasan bunga ada yang berupa perigonium, ada yang bisa dibedakan antara kaliks dan korolla, ada juga yang tidak mempunyai perhiasan bunga, begitu juga pada karasteristika yang lain akan tetapi sub kelas magnoliidae ini mempunyai beberapa karasteristika yang menunjukan keprimitan yang umum polennya termasuk uniaperture, gynoecium apokarpnya dan berstamen banyak dalam rangkaian sentripetal. Mempunyai tipe bunga yang apocarpus, selalu polypetal atau apetal. Secara umum tumbuhan ini mempunyai perianthium yang jelas, biasanya dengan jumlah butiran serbuk sari di tengah, binucleate dan sering uniaperturate atau turunannya, ovul bitegmic, biji dengan embrio yang kecil, tetapi terkadang besar, dan tereduksi atau tanpa endosperm, kotiledon jarang lebih dari dua, tumbuhan sangat sering mengakumulasi bendylisquinoline atau aporphine alkaloid. (Asep. 2013: 6)
Classis Magnoliopsida terdiri atas enam subclassis terpilih. Adapun yang dibahas dalam praktikum ini hanya 2 dari keenam subclassis tersebut adalah sebagai berikut (Anonim. 2009):
1.      Subclassis Magnoliidae
Subclassis ini terdiri dari 8 ordo, 39 famili, dan 12.000 spesies. Habitus dari subclassis ini sangat beragam, mulai dari pohon yang berkayu sampai herba. Beberapa famili pada subclassis ini adalah Magnoliaceae, Annonaceae, Lauraceae, Piperaceae, dan Nymphaceae.
a.       Magnoliaceae
Famili ini memiliki ciri, habitus berupa pohon dan semak, stipula besar dan kadang-kadang membentuk ochrea, memiliki banyak stamen dan ovarium yang tersusun spiral, perianthium. Contoh spesiesnya adalah Michelia champaca dan Michelia grandiflora.
b.      Annonaceae
Anggota famili ini memiliki habitus berupa pohon atau perdu. Kaliks dan korolanya berjumlah kelipatan 3 dengan kaliks tersusun dalam 2 lingkaran. Contohnya adalah Annona muricata (sirsak), Cananga odorata. Kegunaan dari beberapa anggota famili ini adalah sebagai buah-buahan.
c.       Lauraceae
Habitus berupa pohon dan perdu aromatik, memiliki bunga majemuk dengan tipe perbungaan panikula, spika, racemes, dan umbela. Contohnya adalah Persea americana (alpukat).

d.      Piperaceae
Anggota famili ini umumnya memiliki daun berbentuk jarum, batang berbuku, dan memiliki bau aromatis. Perbungaan berupa spika dengan ukuran bunga yang kecil. Contohnya adalah Piper bettle (Sirih) yang digunakan sebagai bumbu masak dan Sasaladaan (Peperomia pellucida).
e.       Nymphaceae
Famili ini terdiri atas tumbuhan air yang bergetah, terapung dalam air, dan memiliki daun tunggal. Contoh tumbuhannya adalah Nymphaea nouchali (teratai) yang merupakan tanaman hias.
Subclassis Hammamelidae Subclassis ini terdiri atas 11 ordo, 24 famili dan 3400 species, namun yang akan dibahas hanya 2 famili dari 2 ordo yang berbeda:
a.       Moraceae
Famili Moraceae termasuk pada ordo Urticales. Famili ini memiliki ciri, stipula besar, bunga bebentuk bongkol, cawan, piala. Selain itu, biasanya tumbuhan ini memiliki getah, contoh spesiesnya adalah Ficus benjamina (beringin), Ficus elastica, Artocarpus altilitis dan Artocarpus heterophyllus. Tumbuhan anggota famili ini biasanya dimanfaatkan sebagai tumbuhan peneduh dan sebagai makanan (Morus alba).
b.      Casuarinaceae
Famili Casuarinaceae merupakan anggota ordo Casuarinales. Ciri-ciri famili ini adalah daun termodifikasi seperti sisik, daunnya tersusun secara berkarang, bunga uniseksual, dan memiliki biji yang bersayap. Contoh tumbuhannya adalah Casuarina equisetifolia (cemara laut).
 III.            Metode
a.       Alat
1.      Lup
2.      Silet/cutter
3.      Alat tulis
b.      Bahan
1.      Family Magnoliaceae  : - Cempaka putih michelia champaca
   -Cempaka Putih Michelia alba
2.      Family piperaceae       :- sirih piper batle
- Sasaladahan peperomia pellucida
3.      Family Nymphaeaceae : -teratai Bunga putih nymphaea nouchali
-Teratai bunga Ros nymphaea stellata
4.      Family Lauraceae        : -alpuket persea americana
5.      Family Moraceae         : -Nangka artocarpus heterophyllus
-Sukun artocarpus altilis
-Karet Munding ficus elastica
c.       Langkah Kerja
a.       Prosedur Kerja
1.      Dingamati spesiesmen tumbuhan yang ada dalam hal habitus, pola percabangan, dan bentuk/segi penampang melintangnya.
2.      Dingamati daunnya dalam hal filotaksis, komposisi, pertulangan bentuk dan tepian daunnya.
3.      Dingamati dan membandingkan alat reproduksinya, yaitu: letaak dan bentuk strobilus ketiga tumbuhan tersebut.
4.      Dingamati dan membandingkan letak dan bentuk makrosporofil dan mikrosporofil ketiga tumbuhan tersebut.
5.      Dinggambar bagian-bagian tumbuhan, yaitu: percabangan tumbuhan, strobilus jantan dan strobilus betina, makrosporofil dan mikrosporofil yang diamati, dan diberi nama bagian-bagian tumbuhan tersebut
    V.            Pembahasan
Devisi magnoliophyta merupakan devisi yang terbesar dari organisme fotosintetik dikarenakan devisi magnoliophyta memiliki ribuan jenis. devisi magnoliophyta mempunyai ukuran tubuh yang sangat bervariasi sampai pada tumbuhan air, beberapa jenis devisi magnoliophyta merupakan tanamn pemanjat yang dapat mencapai ketinggian kanopi hutan tropis dan ada juga yang epipit, 2 subkelas dari 5 subkelas magnoliophyta tersebut akan dibahas dalam praktikum ini diantaranya Magnoliidae, spesies yang akan diamati pada subkelas ini adalah   Cempaka kuning (Michelia champaca), Sasaladaan (Peperomia pellucida), Teratai putih (Nymphaea nouchali), Alpukat (Persea americana) cempaka putih (Michelia alba ) karet munding (ficus elastica ), teratai bunga ros (nymphaea stellata ), sirih (piper batle) dan Subkelas Hamamelidae yang di amati adalah Nangka (Artocarpus heterophyllus). Berikut rincian pembahasannya.
    Cempaka kuning (Michelia champaca)
Kerajaan          : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Sub Kelas        : Magnoliidae
Ordo                : Magnoliales
Famili              : Magnoliaceae
Genus              : Michelia
Spesies            : Michelia champaca
Deskripsi tanaman :
Michelia adalah genus tanaman berbunga dari suku Magnoliaceae. Genus ini memiliki sekitar 50 spesies pohon selalu hijau, semak-semak, yang tumbuh di daerah tropis dan subtropis di Asia Selatan dan Asia Tenggara serta Tiongkok selatan. Tanaman ini juga disebut Bunga Cempaka. Daun dan bunga Michelia masih menyerupai daun dan bunga Magnolia. Walau bunga Michelia lebih tersebar di sepanjang batang tumbuhan, sedangkan bunga Magnolia hanya tumbuh di ujung batang, (Anonim. 2009)
Morfologi tanaman :
Michelia champaca adalah salah satu contoh spesies dari ordo Magnoliales family Magnoliaceae. Spesies ini memiliki habitus pohon dengan pola percabangan simpodial serta segi penampang batangnya bulat berkambium. Memiliki daun tunggal berwarna hijau mengkilat, permukannya kasar, daging daun tebal dengan duduk daun tersebar berselang seling dan sudah memiliki pola pertulangan daun menyirip (pinnatus), bentuk daun lanset, ujung dan pangkal daun runcing (acutus), dan tepi daun (entire). Cempaka ini adalah tumbuhan yang biseksual dan termasuk berumah satu (monocieus) dengan perbungaan tunggal, Calyx dan Corolanya lepas-lepas begitu juga dengan stamennya, memiliki simetri bunga yang aktinomorf, kepala putik clafate. Pistilumnya banyak dan lepas-lepas, kedudukan ovariumnya adalah superum. Perlekatan karpel ini apokarp dengan tipe plasenta yang marginalis dan memiliki buah dengan jenis buah ganda. Rata-rata umur tumbuhan ini adalah tahunan. kulit batang, daun, dan bunga cempaka kuning dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit dan mengatasi gangguan kesehatan. (Tjitrosoepomo. 2009: 7-191).
Sasaladaan (Peperomia pellucida)
Kerajaan          : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
 Kelas              : Magnoliopsida
Ordo                : Piperales
Famili              : Piperaceae
Genus              : Peperomia
Spesies            : Peperomia pellucida
Deskripsi tanaman :
Sasaladaan (Peperomia pellucida) termasuk jenis tumbuhan merambat dan bersandar pada batang pohon lain. Daun jantung dan tangkainya agak panjang. Permukaan daun berwarna hijau dan licin, sedangkan batang pohonnya berwarna hijau tembelek (hijau agak kecoklatan) dan permukaan kulitnya kasar serta berkerut-kerut. (Anonim. 2009)
Morfologi :
Sasaladaan (Peperomia pellucida) adalah salah satu contoh spesies dari ordo Piperales family Piperaceae. Spesies ini memiliki habitus herba  pola percabangan monopodial, bentuk penampangnya bulat,  jenis daun tunggal, duduk daun berselang seling (alternates), bentuk daun jantung (Cordate), ujung daun runcing (acutus) pertulangan melengkung (curved), tepi daun rata (entire), pangkal daunnya seperti jantung (caurdate), helaian daun (lamina) berbentuk bundar telur (ovate) sampai lonjong, Daging daun tipis. Permukaan atas daun rata berwarna hijau dan licin agak mengkilat. Permukaan atas daun berwarna lebih tua dari permukaan bawah, perbungaan majemuk, jenis kelamin biseksual, calix/corolla tanpa perhiasaan, stamen lepas, pistilum (karpel) bersatu, ovarium superum, simetri bunga zigomorf, perbungaan bulir, kelamin tumbuhan monoceous, pelekatan karpel synkarp, tipe plasenta basalis, dan umur beberapa tahunan, bagian tambahannya sulur. Daun sasaladaan disamping untuk keperluan ramuan obat-obatan juga masih sering digunakan oleh ibu-ibu untuk bahan makanan (Tjitrosoepomo. 2009: 7-191).
Teratai putih (Nymphaea nouchali)
Kingdom         : Plantae
Divisi                : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                 : Nymphales
Famili               : Nympaceae
Genus               : Nymphae
Spesies            : Nymphae nauchali
Deskripsi tanaman :
Nymphae nauchali (teratai bunga putih ) jenis tumbuhan herba yang hidup di air dengan memiliki bentuk daun yang bervariasi ada yang besar, sedang. bunganya juga memiliki variasi warna yang sangat banyak. (Anonim. 2009)
Morfologi :
Nymphae nauchali (teratai bunga putih) adalah salah satu contoh spesies dari ordo Nymphales famili Nymphaceae. Spesies ini memiliki habitus herba  pola percabangan simpodial, bentuk penampangnya bulat,  jenis daun tunggal, duduk daun roset akar, bentuk daun reniformes, ujung daun Rotundatus,  pertulangan menjari (palmae), tepi daun bergelombang (undulatus), pangkal daunnya seperti jantung (cordatus), helaian daun bundar (orbicular), pembungaan tunggal, perbungaan simosa, simetri bunga zigomorf,  perhiasan bunga liliacus, jenis kelamin bisexsual, calix/corolla lepas, bentuk corolla funnelform, berstamen arteri sepal, pistilum (karpel) apocarpus, ovarium inferum, kelamin tumbuhan monoceus, pelekatan karpel apokarp, jenis buah ganda, tipe plasenta parietalis, dan umur tumbuhan kurang dari satu tahun. manfaat bunga teratai sangat baik sekali untuk dijadikan sumber obat maupun makanan. (Kimball. 1987)


   Alpukat (Persea americana)
Kingdom      : Plantae
Divisi            : Magnoliophyta
Kelas            : Magnoliopsida
Ordo             : Ranales
Famili           : Lauraceae
Genus           : Persea
Spesies         : Persea americana
Deskripsi tanaman:
Tanaman alpukat berakar tunggang atau dikotil serta memiliki batang yang berkayu, bulat warnanya coklat kotor banyak bercabang ranting berambut halus.tanaman alpukat ini berbentuk pohon kecil yang tingginya 5-10 m. (Anonim. 2009)
Morfologi:
Alpukat (Persea americana) adalah salah satu contoh spesies dari ordo Ranales family Lauraceae. Spesies ini memiliki habitus pohon  pola percabangan monoodial, bentuk penampangnya bulat,  jenis daun tunggal, duduk daun menyebar, bentuk daun bulat telur (ovate), ujung daun meruncing (acuminatus),  pertulangan menyirip (pinnate), tepi daun bergelombang (undulatus), pangkal daunnya tumpul (obtuse), daging daun tebal, bunga majemuk, perbungaan umbela, simetri bunga aktinomorf, jenis kelamin biseksual, calix/corolla tanpa perhiasaan, stamen lepas, pistilum (karpel) bersatu,  kelamin tumbuhan monoceous, jenis kelamin bisexsual, manfaat alpukat untuk kesehatan yang bisa kita dapatkan dari mengkonsumsi buah alpukat. (Kimball. 1987)
Nangka (Artocarpus heterophyllus)
Kingdom         : Plantae
Divisi   : Magnoliophyta
 Kelas  : Magnoliopsida
Sub Kelas: Hamamelidae
Ordo    : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Arthocarpus
Spesies            : Arthocarpus heterophyllus

Deskripsi tanaman:
Nangka (Arthocarpus heterophyllus) merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari India dan menyebar ke daerah tropis termasuk Indonesia. Nangka merupakan nama sejenis pohon, sekaligus buahnya. Dalam bahasa Inggris, nangka dikenal sebagai jackfruit. (Anonim. 2009)

Morfologi:
Nangka (Arthocarpus heterophyllus) adalah salah satu contoh spesies dari ordo Urticales family Moraceae. Spesies ini memiliki habitus pohon pola percabangan monoodial, bentuk penampangnya tegak bulat silindris,  jenis daun majemuk, duduk daun berselang seling (alternates), bentuk daun lanset terbalik (oblanceolatus), ujung daun runcing (acutus),  pertulangan menyirip (pinnate), tepi daun bergelombang (undulatus), pangkal daunnya runcing (acutus), daging daun agak tebal seperti kulit, bunga tunggal, perbungaan bongkol, calix/corolla tanpa perhiasaan, stamen lepas, pistilum (karpel) bersatu, simetri bunga zigomorf,  kelamin tumbuhan monoceous, jenis kelamin bisexsual, manfaat Daun tanaman ini juga di rekomendasikan oleh pengobatan ayurveda sebagai obat antidiabetes karena ekstrak daun nangka memberi efek hipoglikemi. (Kimball. 1987)
Karet (Ficus elastica)
Klasifikasi ilmiah
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Subdivisi         : Angiospermae
Kelas               : Magnoliopsida
Subkelas          : Hamamelidae
Bangsa             : Urticales
Suku                : Moraceae
Marga              : Ficus
Jenis                : Ficus elastica
(Anonim, 2012)
Berdasarkan hasil pengamatan, habitus berupa pohon, tinggi 20-35 m. percabangan simpodial, tegak dengan segi penampag batang bulat, permukaan kasar, putih kecoklatan. Daun tunggal, filotaksis berseling, bentuk daun lonjong, tepi daun rata, ujung runcing, pangkal daun meruncing, panjang 15-20 cm, lebar 8-15 cm, bertangkai pendek, hijau, pertulangan menyirip, permukaan halus berwarna hijau. Bunga tunggal, berkelamin satu, perbungaan berada di ketiak daun, kelopak bentuk mangkok berwarna hijau, benang sari panjang ± 7 mm berwarna putih, kepala sari bulat berwarna hitam, putik panjang 1-2 cm, kepala putik bulat berwarna hitam, mahkota bentuk pita, halus berwarna kuning. Buah buni, bulat, diameter 1-2 cm, hijau kehitaman.
            Karet bereproduksi secara aseksual dan seksual, baik secara alami maupun buatan. Reproduksi seksual pada tumbuhan biji tertutup ( Angiospermae) terjadi melalui penyerbukan pada bunga. Proses penyerbukan ( Polinisasi ) akan dilanjutkan dengan pembuahan (Fertilisasi) (Haita, 2010).
            Manfaat getah batang Ficus elastica berkhasiat sebagai obat bisul dan digunakan sebagai bahan untuk pembuatan permen karet. Untuk obat bisul dipakai getah yang diperoleh dari hasil sadapan pada batang Ficus elastica, dioleskan pada bisul dan dibalut dengan kain bersih. Kandungan kimia: Daun, akar dan kulit batang Ficus elastica mengandung saponin dan flavonoida, di samping itu kulit batang dan akarnya juga mengandung polifenol sedang daunnya mengandung tannin (Anonim, 2012).
Sirih (Piper betle)
Klasifikasi ilmiah menurut Syamsuhidayat, S.S dan Hutapea, J.R (1991) ialah sebagai berikut:
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta
Super Divisi    : Spermatophyta
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Sub Kelas        : Magnoliidae
Ordo                : Piperales
Famili              : Piperaceae (suku sirih-sirihan)
Genus              : Piper
Spesies            : Piper betle
Berdasarkan hasil pengamatan, habitus sirih berupa perdu yang memanjat ke atas. Percabangannya monopodial serta segi penampang batang bulat. Daunnya tunggal, filotaksis berseling, bentuk daun kordatus, pertulangan daun menyirip melengkung, tepi daun bergelombang namun terlihat seperti rata jika dilihat dari kejauhan. Ujung daun meruncing dan pangkal daunnya berlekuk seperti jantung.
 Bunga sirih majemuk, berbentuk bulir, berkelamin satu, ada pula yang berkelamin dua. Tangkai benang sari pendek, kepala sari kecil, bakal buah duduk. Kepala putik dua sampai tiga, pendek, putih, atau putih kekuningan. Buahnya buni, bertangkai pendek, panjang bulirnya antara 12-14 cm. Jika bulir tersebut mash muda berwarna kuning kehijauan, namun jika sudah tua warnanya hijau. Biji sirih kecil, berwarna coklat (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).
Manfaat Sirih bila dicampur dengan jambe, dan kapur digunakan untuk menyirih. Daun, akar dan bijinya juga digunakan untuk obat. Daunnya digunakan untuk mengobati sakit perut, untuk obat kumur, obat cacing, dan mengandung obat perangsang. Daun yang sudah direbus digunakan untuk mencuci luka, dan luka memar dan juga digunakan sebagai obat pada ibu yang habis melahirkan atau wanita yang keputihan. Daunnya juga digunakan untuk mencegah mimisan hidung. Sirih dapat digunakan sebagai bahan pestisida alternatif karena dapat digunakan/bersifat sebagai fungisida dan bakterisida. Senyawa yang dikandung oleh tanaman ini antara lain profenil fenol (fenil propana), enzim diastase tanin, gula, amilum/pati, enzim katalase, vitamin A,B, dan C, serta kavarol. Cara kerja zat aktif dari tanaman ini adalah dengan menghambat perkembangan bakteri dan jamur. Sirih memiliki kandungan phenol dan Chavicol. Chavicol ini memberikan bau khas sirih dan memiliki daya pembunuh bakteri 5 kali dari phenol biasa (Anonym, 2013).


bunga mawar:
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Sub divisi        : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledonae
Ordo                : Rosanales
Famili              : Rosaceae
Genus              : Rosa
Spesies            : Rosa hybrida
Nama umum    : mawar
Habitus            : Semak; tinggi ± 2 m.
Deskripsi tanaman:
Batang: tegak, bulat, berkayu, berduri, hijau keabu-abuan; Daun: Majemuk, lonjong, berseling, panjang 5-10 cm, lebar 1,5-2,5 cm, tepi beringgit, ujung runcing, pangkal meruncing, pertulangan menyirip, tangkai selinder, berwarna hijau keabu-abuan.
Deskripsi Bunga:
Majemuk, bulat, diujung batang atau cabang, panjang tangkai ± 2,5 cm, berwarna abu-abu, kelopak berbentuklonceng, benang sari bertangkai, kepala sari berwarna kuning, memiliki putik bulat, panjang ± 0,5 cm, mahkota bunga yang halus, berarna merah dan berbau harum. Tanaman bunga mawar juga mengandung senyawa kimia flavonoid dan polifenol yang tinggi.
Klasifikasi cempaka putih
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
 Divisi              : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 Kelas              : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
 Sub Kelas       : Magnoliidae
 Ordo               : Magnoliales
 Famili             :
Magnoliaceae
 Genus             : Michelia
 Spesies           : Michelia alba DC.
Sumber : Anonim,2010
Pohon cempaka adalah tanaman pekarangan yang sangat populer bukan saja di Indonesia, namun hampir di seluruh negara-negara Asia Timur, dan dihargai untuk bunganya yang memiliki aroma yang kuat. Di negara-negara lainpun pohon ini dipanggil dengan nama yang hampir-hampir mirip, menandakan sejak dahulu bunga dari pohon ini dimanfaatkan dan dihargai oleh keseluruhan komunitas masyarakat di negara-negara Asia. Pohon ini dikenal dengan nama champaka, sampaka (Filipina), champa (Laos), champa, champa-khao (Thailand) atau champak (Inggris). Bahkan negara Laos, pada zaman dahulu dikenal dengan nama “negeri champa” (Qumairah, 2009).
Cempaka kemungkinan berasal dari India, kemudian menyebar ke berbagai tempat di Asia hingga Cina Barat Daya, Indocina, Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa dan Kepulauan Sunda Kecil, tidak ditemukan di Sulawesi dan Papua. Kemungkinan awalnya tumbuhan ini merupakan tumbuhan pekarangan, namun ternaturalisasi menjadi tumbuhan hutan yang sangat mudah dijumpai di hutan-hutan primer atau tepi hutan, hingga ketinggian 2100 m. Di Jawa ditanam sebagai tanaman penghijauan atau pohon peneduh di tepi jalan. Jenis ini juga ditanam sebagai tanaman hias di belahan dunia lain.
Cempaka termasuk dalam suku Magnoliaceae, suku yang terdiri dari tumbuhan berupa pohon atau semak yang mengandung terpenoid aromatik, dengan alkaloid yang biasanya tipe benzil-isoquinolin atau aporfin. Alkaoidaporfinadalahalkaloida yang mengandungintiaporfindalamstrukturkimianya (Anonim).
Cempaka sering mengakumulasi silika terutama pada dinding sel dari epidermis daun, kristal-kristal kecuali ca-oksalat sering terdapat pada parenkim, terdapat sel-sel minyak atsiri terutama pada parenkim daun (Darmadi, 2009). Daun berseling atau spiral, tunggal, kadang bercuping, tepi rata, dengan bintik transparan; daun penumpu menyelubungi kuncup daun. Perbungaan dengan bunga tunggal yang terminal, sering kelihatan aksiler. Bunga biseksual, aktinomorf, dengan reseptakulum yang memanjang. Daun tenda (tepal) 6 hingga banyak, jelas, kadang 3 yang terluar termodifikasi seperti daun kelopak (sepal), menyirap. Benang sari banyak, tangkai sari tebal, pendek, tidak terdiferensiasi menjadi kepala sari yang jelas; serbuk sari monosulkat (monosulcate). Bakal buah banyak, jelas, pada reseptakulum yang memanjang, menumpang, dengan plasentasi lateral. Bakal biji biasanya dua tiap bakal buah, kadang-kadang banyak. Tidak ada kelenjar madu. Buah ganda atau bumbung, kadang berdaging. Biji dengan selaput biji berdaging berwarna merah atau jingga, embrio kecil, dan  endosperma homogen (Qumairah, 2009).
Bunga cempaka putih (Michelia alba D.C) selama ini dikenal sebagai bahan campuran pembuatan minyak wangi parfum dan wangi-wangian lainnya. Tanaman cempaka putih merupakan habitus pohon, berkayu tinggi dengan ketiggian mencapai 30 meter, berdaun tunggal berbentuk bulat telur memanjang dengan bagian pangkal dan ujung runcing. Bunga berdiri sendiri dengan mahkota berwarna putih dan berbau harum (Anonim, 2008).
Kayu cempaka berkualitas cukup baik dan sering digunakan sebagai furniture karena memiliki struktur yang indah, namun di Indonesia kayunya jarang diperdagangkan karena orang lebih menghargai bunganya yang harum. Kayu yang dipergunakan biasanya berasal dari pohon yang sudah tidak berbunga.

 VI.            Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Magnoliidae dan Hamamelidae merupakan subkelas dari Magnoliopsida.
2.      Magnoliidae memiliki beberapa family yakni Magnoliaceae, Annonaceae, Lauraceae, Pipeaceae, Nymphaceae yang family diwakili oleh spesies-spesies seperti Michelia alba (Magnoliaceae), Persea Americana (Lauraceae), Peperomia pellucida (Piperaceae), dan Nymphaea nouchali (Nymphaceae), sementara Hamamelidae memiliki family Moraceae dan Casuarinaceae, dan spesies yang dibahas adalah Arthocarpus heterophyllus (Moraceae).
3.      Kelima family yang dibahas ini memiliki perbedaan dalam hal habitusnya, duduk daun yang dimiliknya dengan pola pertulangan daunnya, perbungaannya, keadaan kaliks/korolanya, karpel dan perlekatannya, posisi ovarium dan tipe plasentanya.
4.      Kelima family yang dibahas ini memiliki kesamaan dalam jenis kelamin tumbuhannya.
5.        Cirri-ciri khusus dari subkelas magnolidae adalah spesies yang memiliki bunga sempurna, seperti pada bunga kenanga (Cananga odorata). Adapun cirri-ciri khusus dari subkelas hamamelidae adalah pada buahnya atau bunganya tereduksi menjadi buah.
6.      Family moraceae yang diamati meliputi nangka, sukun, dan karet. Ketiganya memiliki cirri khusus yaitu pada hampir seluruh tubuhnya bergetah dan buahnya berduri.
7.      Family piperaceae yaitu pada spesies sirih memiliki ciri khusus bunganya berupa bulir.
8.      Teratai bercirikan khusus tidak memiliki akar tunggang, habitatnya merupakan akuatik, teratai termasuk ke dalam family nymphaeaceae.
9.      Family lauraceae memiliki buah yang ditutupi oleh daging buah yang tebal dan lembut, dll. Contohnya pada alpukat; alat kelamin dua dalam satu tumbuhan namun tidak dapat melakukan penyerbukan dengan sendirinya.
10.  Family annonaceae biasanya memiliki bunga yang cantik, sempurna, perdu seperti pada bunga kenanga.


VII.            Pertanyaan
PERTANYAAN DAN JAWA

iBAN:
1.      Tuliskan cirri-ciri khusus yang termasuk pada divisi Magnoliophyta!
Secara umun kelompok tumbuhan ini dibungkus oleh daging buah atau berbiji ertutup dan memiliki bunga sejati
2.      Jelaskan cirri-ciri khusus bunga yang terdapat pada Magnoliaceae!
Bunga pada Magnoliaceae sempurna atau sejati, benang sari dan putiknya terlihatjelas.
·         Bnga
Bunga menjadi penciri yang paling nyata dan membedakannya dari kelompok tumbuhan berbiji yang lain. Bunga membantu kelompok tumbuhan ini memperluas kemampuan evolusi dan lungkang (ruang prasyarat hidup atau nicheekologisnya sehingga membuatnya sangat sesuai untuk hidup di daratan.
·         Benang sari
Stamen atau benang sari jauh lebih ringan daripada organ dengan fungsi serupa pada tumbuhan berbiji terbuka (yaitu strobilus). Benang sari telah berevolusi untuk dapat beradaptasi dengan penyerbuk dan untuk mencegah pembuahan sendiri. Adaptasi ke arah ini juga memperluas jangkauan ruang hidupnya.
·         Ukuran gametofit jantan sangat tereduksi
Gametofit jantan yang sangat tereduksi (berada dalam serbuk sari dan hanya terdiri dari tiga sel) sangat membantu mengurangi waktu antara penyerbukan, di saat serbuk sari mencapai organ betina, dan pembuahan. Selang waktu normal antara kedua tahap tersebut biasanya 12-24 jam. Pada Gymnospermae waktu yang diperlukan untuk hal tersebut dapat mencapai setahun.
·         Karpela menutup rapat bakal biji
Karpela atau daun buah rapat membungkus bakal biji atau ovulum, sehingga mencegah pembuahan yang tidak diinginkan. Sel sperma akan dikontrol oleh putik untuk membuahi sel telur (ovum). Setelah pembuahan, karpela dan beberapa jaringan di sekitarnya juga akan berkembang menjadi buah. Buah berfungsi adaptif dengan melindungi biji dari perkecambahan yang tidak diinginkan dan membantu proses penyebaran ke wilayah yang lebih luas.
·         Ukuran gametofit betina sangat tereduksi
Sebagaimana pada gametofit jantan, ukuran gametofit betina juga sangat berkurang menjadi hanya tujuh sel dan terlindung dalam bakal biji. Ukuran yang mengecil ini membantu mempercepat perkembangan hidup tumbuhan. Hanya kelompok Angiospermae yang memiliki perilaku semusim dalam proses kehidupannya. Perilaku ini membuatnya sangat mudah menjelajah lungkang yang jauh lebih luas.
·         Endosperma
Pembentukan endosperma pada biji adalah ciri khas Angiospermae yang sangat mendukung adaptasi karena melengkapi embrio ataukecambah dengan cadangan makanan dalam perkembangannya. Endosperma secara fisiologis juga memperkuat daya serap biji akan hara yang diperlukan tumbuhan muda dalam perkembangannya. 
3.      Cirri khusus apa yang secara morfologis dapat kita amati, menyebabkan tumbuhan-tumbuhan dimasukkan ke dalam family Piperaceae?
Piperaceae memiliki bunga berupa bulir.
4.      Kenapa Nymphaeae sp dimasukkan ke dalam Magnoliophyta padahal tumbuhan ini tidak memiliki akar tunggang?
Karena Nymphaeae sp memiliki bunga yang sejati.
5.      Cirri khusus apa yang dimiliki oleh Artocarpus heterophyllus, Artocarpus altilis, Ficus elastic sehingga masuk dalam family Moraceae?
Cirri khususnya hamper semua bagian tubuh tumbuhan bergetah.
6.      Bagaimana proses fertilisasi yang terjadi pada tumbuhan Magnoliophyta? Jelaskan dengan gambar!
Reproduksi Tumbuhan Biji.jpgProses menempelnya seruk sari (stamen paa kepala putik (stigma) dapat terjadi dengan bantuan angin, air, atau hewan-hewan penyerbuk (pollinator) contohnya lebah, kupu-kupu, kelelawar, dan lain-lain. Sel telur dan sperma menyatu. Setelah terjadi proses pembuahan yang menghasilkan zigot dan endosperma di dalam bakal biji, maka bakal biji tersebut akan berkembang menjadi biji, sedangkan bakal buah yang mengandung biji akan berkembang menjadi buah.   


















DAFTAR PUSTAKA
Kimball, W. John. 1987. Biologi Edisi kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Mulyani, Asep. 2013. Panduan Praktikum Bothani Phanerogame. Cirebon: Pusat Laboratorium IAIN
Dasuki,undang,ahmad.1992.fitografi.bandung : pusat ilmu hayati ITB
Ibid. 2007.MorfologiTumbuhan. GadjahMada University Press: Yogyakarta.
Sudarsono, dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang: UM Press.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.